This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 17 Oktober 2011

Ketika berinternet, baik saat di kedai kopi, memanfaatkan wifi gratis di ruang rapat, sampai mencuri koneksi internet tetangga sebelah, Anda kemungkinan akan mengalami frustasi karena lambatnya kecepatan internet ketika banyak alat terhubung ke satu jaringan.

Semakin banyak pengguna, semakin banyak perangkat, yang terhubung ke internet secara nirkabel, gelombang udara yang tersumbat akan menyulitkan pengguna untuk mendapatkan kekuatan sinyal.

Namun demikian, gelombang radio bukanlah satu-satunya bagian dari spektrum yang bisa membawa data. Ada gelombang lain yang bisa digunakan untuk menjelajah Internet.

Dikutip dari Good Technology, 9 Agustus 2011, Harald Haas, fisikawan Jerman mengungkapkan solusi baru yang ia sebut sebagai “data lewat iluminasi’ atau membawa fiber keluar dari fiber optik dengan mengirimkan data lewat lampu LED yang memiliki intensitas bervariasi yang jauh lebih cepat dibanding yang bisa ditangkap manusia.

Idenya sama dengan remote control imfra merah. Namun lebih kuat.

Haas menyebutkan, temuannya ini, yang ia sebut D-Ligth, bisa menghasilkan transmisi data dengan kecepatan di atas 10 megabit per detik yang jauh di atas kecepatan rata-rata sambungan broadband saat ini.

Menurut Haas, di masa depan data yang akan dipancarkan ke laptop, smartphone, dan tablet akan ditransmisikan lewat lampu yang ada di ruangan. Dan masalah soal keamanan juga jadi sangat mudah. Jika sinar lampu tidak ada, data tidak bisa ditransmisikan.

Haas berpendapat, banyak hal yang bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi ini. Mulai dari akses internet publik lewat lampu jalanan,  sampai kendaraan yang dikemudikan secara otomatis lewat lampu depannya.

Selain itu, data yang hadir melalui spektrum yang bisa dilihat seperti cahaya lampu bisa membantu meredakan kekhawatiran bahwa gelombang elektromagnetik yang hadir bersama WiFi dapat merusak kesehatan

Real-f Bikin Alat untuk Fotokopi Manusia

VIVAnews - Real-f, sebuah perusahaan startup asal Jepang, menyediakan kesempatan bagi Anda untuk melihat diri Anda sendiri dengan cara yang baru.

Dengan tarif 2.500 poundsterling atau sekitar Rp34,7 juta, perusahaan itu akan membuat foto wajah Anda dan kemudian mencetaknya dalam model 3D untuk dijadikan ‘wajah’ yang terbuat dari vinyl chloride padat. Hasilnya, sebuah model yang disebut dengan 3DPF atau 3 Dimensional Photo Form.

Jika wajah saja tidak cukup, Anda bahkan bisa membuat fotokopi 3D dari kepala Anda secara penuh, termasuk bahu.

Real-f bukanlah perusahaan pertama yang berupaya untuk membuat topeng dari wajah manusia. Namun, model yang dihasilkan oleh Real-f merupakan yang paling realistis.

Real-f mengklaim, Anda bahkan bisa melihat pembuluh darah dan selaput bola mata. Mereka bahkan menyebutkan teknologi yang mereka buat merupakan proses ‘fotokopi’ manusia.

“Kita telah beralih dari monokrom ke warna. Kini waktunya bagi era efek stereoskopik 3 dimensi,” sebut Real-f, seperti dikutip dari DailyMail, 17 Oktober 2011.

Real-f memang tidak menjelaskan apa tujuan mereka membuat teknologi tersebut.  Namun, ada indikasi bahwa para pengguna bisa memasang ‘kepala’ mereka di mannequin. Apapun kegunaannya, para pemesan perlu menunggu 2 minggu sampai kepala Anda selesai dibuat.

Lubang ozon kutub utara samai kutub selatan


VIVAnews - Di kawasan samudra Arktika, kutub utara, kerusakan atmosfir sudah menjadi sedemikian parah. Baru-baru ini, dalam laporan yang dipublikasikan di jurnal Nature, para peneliti menemukan adanya lubang di lapisan ozon seluas 2 juta kilometer persegi.

Lubang ozon sebesar ini kurang lebih sama besar dengan lubang ozon yang sudah terjadi di kawasan kutub selatan. Adapun di kutub utara, rusaknya lapisan itu berpotensi menghadirkan radiasi ultaviolet berbahaya di negara-negara belahan utara seperti Kanada, Rusia, dan negara-negara Eropa.

Dalam laporannya, peneliti menyebutkan, sekitar 80 persen lapisan ozon yang rusak tersebut berada di 20 kilometer di atas samudera Arktika. Penyebabnya adalah musim dingin yang berkepanjangan yang terjadi di musim dingin lalu.

“Desember hingga April lalu kondisinya dingin terus menerus. Kondisi seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya di kutub utara,” kata Michelle Santee, peneliti dari Jet Propulsion Laboratory NASA, seperti dikutip dari Nature, 17 Oktober 2011. “Perlu penelitian bertahun-tahun untuk mengetahui mengapa ini bisa terjadi,” ucapnya.

Meski demikian, peneliti menyebutkan, pemanasan global diperkirakan memiliki pengaruh penting terhadap kerusakan lapisan ozon tersebut.

“Gas rumah kaca telah mengurung energi di ketinggian rendah, memanaskan atmosfir yang lebih dekat ke darat, namun mendinginkan lapisan stratosfir,” kata Santee. “Ini mengakibatkan munculnya kondisi terbentuknya zat kimia yang bisa memecahkan molekul oksigen milik ozon,” ucapnya. (adi)
• VIVAnews

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More